5 Alasan Tidak Bahagia dalam Bekerja
KOMPAS.com - Berdasarkan riset nasional dan bukunya, Breakdown, Breakthrough, Kathy Caprino berusaha menemukan kata kunci mengenai perempuan bekerja dan merumuskan masalah yang ada. Lebih dari 90 perempuan mengikuti kelas ini. Mereka tak segan-segan mengutarakan pikirannya secara lantang, "Saya merasa tidak bahagia di tempat kerja. Tapi, saya tidak menemukan alasan dan cara mengatasinya!"
KOMPAS.com - Berdasarkan riset nasional dan bukunya, Breakdown, Breakthrough, Kathy Caprino berusaha menemukan kata kunci mengenai perempuan bekerja dan merumuskan masalah yang ada. Lebih dari 90 perempuan mengikuti kelas ini. Mereka tak segan-segan mengutarakan pikirannya secara lantang, "Saya merasa tidak bahagia di tempat kerja. Tapi, saya tidak menemukan alasan dan cara mengatasinya!"
Meskipun kita adalah seorang profesional andal, pemilik perusahaan, atau masih dalam tahap transisi menuju kejayaan, akan ada saja masalah yang mengelilingi. Kenyataannya kita membutuhkan cara baru untuk menikmati pekerjaan. Kathy menjabarkan lima alasan terpopuler mengapa kita merasa tidak puas dan tidak cocok dengan pekerjaan. Tidak hanya mengenali masalah, Kathy juga memberikan beberapa tips untuk memperbaiki situasi dan mengubah karier kita sekarang juga.
Setelah melakukan aneka riset dan survei, pelatih, pembicara, sekaligus penulis buku ini menyimpulkan lima alasan terpopuler mengapa perempuan tidak bahagia dalam bekerja, yaitu:
1. Merasa tidak akan bisa seimbang antara bekerja dan mengatur keluarga
Solusinya: Cari keseimbangan kehidupan pribadi-kerja
Keseimbangan ini tidak akan datang begitu saja. Kita harus menginginkannya dan berusaha sekuat tenaga mendapatkannya. Caranya, pertama, tentukan tiga prioritas terpenting yang bisa membuat kita teguh menjalaninya, dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Tiga hal yang memiliki pengaruh paling besar terhadap hidup kita. Formulasikan hal tersebut ke dalam kalimat pernyataan dengan kata "ingin menjadi" di dalamnya. Misalnya, "ingin menjadi seorang ibu yang peduli", atau "ingin menjadi pengusaha sukses".
Galilah arti dari ketiga pencapaian tersebut dalam pribadi dan dunia kerja. Berjanjilah untuk tidak berkompromi. Kemudian, temukan satu sikap kita yang terlalu berlebihan dalam hidup, keluarga, dan tempat kerja. Kemudian, lepaskan rasa ingin selalu sempurna ini, yang pada kenyataannya tidak memberi banyak pengaruh.
Kita juga bisa mencoba tips dari Intan Katoppo, corporate secretary Bank BNI 46, yang mengatakan, "Perempuan tidak harus memilih antara karier dan keluarga. Tapi, kita harus belajar menerima kalau we can't get it all. Dengan cara ini, kita tak akan selalu dihantui perasaan bersalah atau merasa gagal." Bagi Intan yang terpenting adalah saat bekerja atau menghabiskan waktu bersama keluarga, kita harus fokus 100 persen. Otomatis, semua yang kita lakukan pun akan lebih berkualitas.
2. Menderita masalah finansial parah
Solusinya: Hidup sehat dengan uang kita
Untuk keluar dari masalah finansial yang kronis, kita harus bisa menjadi sahabat bagi uang kita sendiri dan mulailah tentukan prioritas dalam hidup. Pertama, ciptakan dana solid dengan tujuan finansial yang kuat. Coba cek pengeluaran, apakah kita membeli barang hanya untuk memenuhi kepuasan pribadi? Jika benar, belajarlah menahannya. Telusuri kembali ke masa kecil, bagaimanakah pembelajaran kita seputar keuangan dalam keluarga, apakah positif atau negatif? Berkembang atau menyusut? Kesimpulannya, jika ingin mengatasi belenggu finansial tersebut, kita harus membangun hubungan baik dengan uang kita, melalui kepercayaan, aksi, dan pilihan yang positif.
3. Tidak sungguh-sungguh menjalani bakat dan keahlian dengan hati
Solusinya: Pahami bakat dan potensi diri
Untuk lebih memahami apa yang sebenarnya kita suka dan mudah dilakukan, coba ikuti tes Career Path Assessment yang juga ditulis oleh Kathy Caprino di situs more.com. Temukan hal yang ingin kita jalani, kurangi, bahkan hindari.
Melalui tesnya, Kathy mengajak kita menemukan hal-hal apa yang dinikmati sewaktu kecil. Lewat tes ini -mungkin- kita akan menemukan fakta: berhasil melaksanakan tugas dengan baik, bukan berarti kita suka melakukannya. Kunci dari kebahagiaan dalam dunia kerja adalah saat kita melakukan hal-hal dengan tidak terpaksa atau yang sesuai dengan potensi diri. Saat semua ini terjadi, setiap hari akan terasa seperti berkah, bukan perjuangan.
4. Merasa tidak berharga dan dihormati
Solusinya: Hargai diri sendiri
Kita merasa tidak bahagia, karena telah dikesampingkan dan tidak dihargai di tempat kerja. Jika ingin mengubah pandangan itu, maka kita harus mulai dengan menghargai diri sendiri. Bagaimana cara meningkatkan apresiasi terhadap diri sendiri? Lakukan suatu aksi yang berani. Ini akan mengilhami rasa hormat. Ayo, bersuaralah! Tunjukkan kepada atasan dan rekan kerja siapa kita sebenarnya, dan apa saja hal-hal yang kita anggap penting dalam hidup ini. Perlakukan diri kita dengan benar. Jika merasa ada sesuatu yang perlu dikomunikasikan, maka lakukanlah. Temui orang yang bisa menjadi mentor dan membantu kita berbicara, sehingga pendapat kita akan didengar dan dihargai. Mulai juga membuat batasan pada diri sendiri, sehingga kita tahu apa yang bisa ditoleransi, diterima, dan dihindari.
5. Hanya mendapatkan sedikit hal positif dan kesenangan dalam pekerjaan
Solusinya: Temukan pekerjaan yang membuat Anda bahagia
Mengerjakan apa yang kita cintai, tak bisa memberikan kekayaan berlimpah. Ini hanya mitos yang menari-nari dalam budaya kita.
Tetapi kita harus ingat: keberhasilan membutuhkan ketabahan, kepastian, dan keberanian untuk mengejar apa yang kita cintai dan menjadikannya pijakan utama secara finansial. Bila kita menginginkan arti bahagia dan sukses datang bersamaan, tentukan dahulu hal apakah yang bisa membuat hidup lebih berarti.
Kunci untuk mendapatkannya adalah: (1) memahami apa keinginan kita, kemudian, (2) menemukan cara untuk mewujudkannya. Apabila ternyata kita menginginkan bidang berbeda dari pekerjaan sebelumnya, buatlah rencana matang yang bisa membuka jalan tercapainya mimpi ini. Coba lakukan riset dan perenungan mengenai apa yang sebenarnya ingin kita lakukan. Jangan ragu untuk mewujudkan mimpi secara langsung: menjadi sukarelawan atau pegawai paruh waktu. Jika ini memang pekerjaan yang diinginkan, yakinkan diri kita untuk menjalani bidang tersebut sepenuh hati. Rangkul komitmen ini dengan membuat rencana keuangan yang terpadu, dukungan dari keluarga, dan rencana step by step career reinvention yang tepat. Dengan demikian, pasti kita bisa menjalani pekerjaan impian dengan lebih maksimal.
0 komentar:
Post a Comment